reZA ________________________________________________________________
asuhan abortus iminens
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. G DENGAN
ABORTUS IMINENS DI RSU MARDI WALUYO
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan laporan praktik dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah. Dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. G DENGAN ABORTUS IMINENS DI RUANG BR RSU TIDAR MAGELANG” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas di akademi keperawatan AN-NUR PURWODADI
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Dr. Iman Purwadi Selaku Direktur Akademi Keperawatan AN-NUR PURWODADI
2. Nining, AMK Selaku Pembimbing dari RSU Tidar Magelang
3. Sahridawati Rambe, A.Kep Selaku Dosen Pembimbing Materi dan Teknis yang telah mencurahkan segenap pikiran dan waktu selama penulis menyusun KTI
4. Segenap Staff dan Dosen Akper AN-NUR PURWODADI
5. Ny. G dan Keluarga Selaku pasien yang telah bersedia memberikan informasi dan bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan
6. Bapak, Ibu, Kakak dan keluarga tercinta yang banyak memberikan doa dan memberikan dukungan materiil dan spritiual sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
7. Seseorang yang sangat perhatian memberi dukungan dan motivasi dalam melangkah.
8. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan VIII yang telah sukarela membantu penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama dalam bidang kesehatan. Amin
Purwodadi, Juni 2006
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu kehamilan yang berakhir sebelum periode Urabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap 139 hari dihitung dari hari pertama haid berakhir normal yang dapat dipakai (Taber, 1994 : 56). Istilah abortus digunakan untuk menunjukan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Abortus disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kelainan pertumbuhan hasil konsepsi kelainan pada plasenta. Penyakit ibu maupun kelainan fraktus genetalis. Sampai saat ini janin terkecil yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan mempunyai berat badan 294 gram. Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali apabila terjadi komplikasi juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala ringan sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15 %.
(Wiknjosastro, 2005 : 302)
Untuk mempergunakan umur kehamilan, untuk menetapkan abortus pada kesulitan dan kelemahannya. Kesulitannya ialah apabila tanggal haid terakhir tidak dapat diketahui lagi misalnya terlupa atau haid tidak teratur, atau kehamilan yang terjadi setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Kelemahannya ialah sukar menetapkan kapan kehamilan itu mulai bersemi karena sukar menetapkan ovulasi mengalami fertelisasi dan saat implantansi Blastokista pada disidua, pada haid yang reguler ovulasi terjadi rata-rata 14 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang implantasi blastokista terjadi pada hari ke 5 atau ke 6 setelah fertilisasi atau kira-kira 8 hari sebelum haid yang akan datang.
( Chalic 1997 : 2)
Insidens abortus sulit ditentukan karena kadang-kadang seorang wanita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil dan ia tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang). Terlebih lagi insidens abortus preminalis sangat sulit ditentukan karena biasanya tidak dilaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran hidup. Di USA angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%
(Sastrawinata, 2004 : 2)
Sesuai Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dilaporkan 6% kehamilan dalam periode 1992-1997 berakhir dengan keguguran, angka keguguran lebih tinggi didaerah perkotaan (7%) daripada pedesaan (5%) secara umum kehamilan yang tidak diinginkan (tidak direncanakan atau tidak diharapakan) telah turun dari 17% (1991-1994) menjadi 14% (1994-1997).
(Surjadi, 2000 : 62)
Angka kejadian abortus pada tahun 2005 di Rumah Sakit Tidar Magelang sebanyak 93 orang. Umur terbanyak pasien yang mengalami abortus yaitu diantara umur 17-19 dengan jumlah pasien 38 orang dengan persentase 40,8% dan urutan kedua berumur diantara 20-24 dengan jumlah pasien 19 orang dengan persentase 20,4% dan urutan ketiga berumur diantara 25-29 dengan jumlah pasien 18 orang dengan presentase 19,3% dan urutan keempat pada umur 30-34 tahun dengan jumlah pasien 10 orang dengan presentase 10,7% dan yang kelima pada umur 35-39 tahun dengan pasien jumlah 5 orang dengan persentase 5,3% dan yeng terakhir umur 40-44 tahun dengan jumlah pasien 3 orang dengan persentase 3,2%.
(Rekam medik RSU Tidar Megelang,2005)
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian laporan ini adalah
Tujuan umum : Agar penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan abortus iminens
Tujuan khusus :
1. Agar penulis mampu menjelaskan pengertian dari abortus iminens.
2. Agar penulis mampu menyebutkan faktor penyebab terjadinya abortus iminens.
3. Agar penulis mampu melaksanakan pengkajian-pengkajian pada pasien abortus iminens.
4. Agar penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien abortus iminens dengan mengaplikasikan teori model konseptual keperawatan menurut Gordon.
5. Agar penulis mampu menetapkan rencana keperawatan pada pasien dengan abortus iminens dengan mengaplikasikan teori model konseptual keperawatan menurut Gordon.
6. Agar penulis mampu mengimplementasikan intervensi keperawatan menurut Gordon.
7. Agar penulis mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien abortus iminens dengan mengaplikasikan teori model konseptual menurut Gordon.
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan Ny. G dengan abortus iminens diruang Budi Rahayu RSU Tidar Magelang pada tanggal 7 Mei 2006 dengan mengaplikasikan teori model konseptual keperawatan menurut Gordon.
D. RUANG LINGKUP
Dari sekian kasus yang ada dengan abortus iminens yang dirawat diruang BR. RSU Tidar Magelang. Maka penulis membatasi masalah dengan mengambil satu kasus abortus iminens pada Ny.G yang dilakukan pada tanggal 7 Mei 2006 – 10 Mei 2006.
E. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan tentang abortus iminens dalam memberikan asuhan keperawatan
b. Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasian abortus iminens yang sesuai kewenangan. Kompentensi dan standart pelayanan keperawatan
c. Penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek tentang abortus iminens
2. Bagi lahan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan pada penderita dengan abortus iminens pada khususnya
3. Bagi Institusi
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang akan datang.
b. Dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan mahasiswanya sejauhnya dalam menetapkan asuhan keperawatan pada penderita dengan abortus iminens.
c. Bagi masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang abortus iminens sehingga masyarakat mengerti dan mampu mendeteksi diri tanda dan gejala awal abortus iminens.
Metode Peroleh Data
Didalam menyusun karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara obyektif, metode ini digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Metode ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisa data, membuat kesimpulan dan laporan.
(Notoatmodjo, 2005 : 138)
Adapun bentuk pengolahan data :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang di pergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penulis mendapatkan keterangan atau pendirian secara benar dari seseorang sasaran (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.
(Notoatmodjo, 2005 : 102)
2. Pengamatan (observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan suatu prosedur berencana yang antara lain melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang dibelenggu
(Notoatmodjo, 2005 : 93)
Pengamatan meliputi :
a. Beberapa Pemeriksaan Fisik
Yaitu pemeriksaan data tertentu untuk menunjukkan lebih tepatnya observasi yang dilakukan selain dengan panca indera juga memakai instrumen atau pengatur yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk mendapatkan data obyektif.
b. Studi Dokumentasi
Yaitu melihat catatan-catatan medis dari dokter dan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang.
c. Daftar Pustaka
Semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun laporan tersebut
(Notoatmodjo, 2005 : 50)
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Konsep dasar terdiri dari konsep medis yang berisi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis pemeriksaan penunjang, komplikasi dan penatalaksanaan. Adapun konsep medis yang terdiri dari pengakajian data dasar klinikal pathway dan fokus intervensi
BAB III : Tinjauan kasus yang berisi tentang pengkajian antara data, diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas, rencana interfensi, evaluasi, implentasi, evaluasi perkembangan.
BAB IV : Pembahasan yang berisi tentang pembahasan yang mampu memberikan solusi dengan alasan-alasan yang dapat di pertanggungjawabkan (acaountility dan berorientasi pada problem solving (pemecahan masalah)) dengan argumentasi ilmiah logis terhadap permasalahan yang timbul pada kenyataan lapangangan dengan pandangan secara teoritis.
BAB V : penutup berisi kesimpilan dan saran-saran yag lebih menekankan pada usulan yang sifatnya lebih operasional/aplikatif
Daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB II
KONSEP DASAR
A. DEFENISI
ABORTUS adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
(Manuaba, 1998 : 214)
ABORTUS adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
(Eastman, 2005 : 209)
ABORTUS adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan yang dapat hidup diluar kandungan mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.
(Wiknjosastro, 2005 : 302)
ABORTUS adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung di hari pertama haid terakhir normal yangdapat dipakai.
(Taber, 1994 :56)
ABORTUS dapat di bagi menjadi :
A. Berdasarkan terjadinya :
1. Keguguran spontan
Terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri.
2. Keguguran buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Indikasi Medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi medis tersebut diantaranya :
- penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat
- gangguan jiwa ibu
- dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan ultrasonogrfi
- gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
b. Indikasi Sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial
- menginginkan jenis kelain tertentu
- Tidak ingin punya anak
- Belum siap untuk hamil
- Kehamilan yang tidak diinginkan
B. Berdasarkan Pelaksanaannya
Berdasarkan pelaku gugur kandung dapat dibagi atau dikelompokkan
1. Keguguran buatan teraupetik
Dilakukan tenaga medis secara legaltis berdasarkan indikasi medis
2. Keguguran buatan ilegal
Dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum
C. Berdasarkan gambaran klinisnya gugur kandung dibagi menjadi :
1. Keguguran lengkap (abortus kompletus)
Semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya
2. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus)
Sebagian hasil konsepsi masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyakit
3. Keguguran mengancam (abortus iminens)
4. Keguguran tak terhalangi
5. Keguguran habitualis
6. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiolus)
7. Missed abortion
(Manuaba, 1998 : 214)
D. Menurut gambaran klinik abortus dapat dibedakan antara lain :
1. Abortus iminens
Peristiwa terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan 20 minggu menghasilkan konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi seniks
2. Abortus Insipiens
Peristiwa pendarahaan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih didalam uterus
3. Abortus Inkompletus
Penguluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
4. Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi dikeluarkan dari uterus pada penderita ditemukan pendarahaan sedikit, ostium uteri telah menutup dan uterus sudah banyak mengecil
5. Abortus Servikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka sehingga semuanya berkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar kurang lebih bundar dengan dinding menipis
6. Missed abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
7. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 2 kali atau lebih berturut-turut
8. Abortus Infeksialis
Abortus yang disertai infeksi pada genetalia
9. Abortus septik
Abortus infeksiolus berat disetai penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau peritonium
(Wiknjosastro, 2005 : 305)
E. ETIOLOGI
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudiqah.sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan kelainan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
A. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat, kelinan berat biasanya menyebabkan kematian muduqah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliplaidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endotrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagian dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi atau lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh itu pada umumnya dinamakan pengaruh teratogen
B. Kelainan pada plasenta
Endoteritis dapat menjadi dalam vilikorialis dan menyebabkan .plasenta tertanggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun
C. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis pielonifritis, malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus, toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin. Sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus
D. Kelainan traktes genetalis
Retroversio uteri, miomata uteri atau kelainan bawaan dapat menyebabkan abortus tetapi harus diangat bahwa hanya retroversio uteri inkarserata atau uterus mioma submukosa yang memegang peranan penting sebab lain abortus dalam trimester ke 2 ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks. Dilaktasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luas yang tidak dijahit
(Wiknjosastro, 2005 : 203)
F. MANIFESTASI KLINIK
• Terdapat keterlambatan datang bulan
• Terdapat pendarahan disertai perut sakit (mulas)
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan terjadi kontraksi otot rahim
• Hasil pemeriksaan dalam terdapat pendarahan dari kanalis servikalis masih tertutup dapat dirasakan kontraksi ototr rahim
• Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
(Manuaba, 1998 :128)
G. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan, seluruh atau bagian masih tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut. Karena kontraksi rahim terjadi pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk pendarahan bervariasi diantaranya :sedikit dan berlangsung lama sekaligus dalam jumlah yang besar disertai dengan gumpalan. akibat pendarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, tetapi menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, dampak anemeis dan daerah ujung (akral) dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum dibentuk sempurna dikeluarkan atau sebagian hasil konsepsi. Diatas 16 minggu dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta. Berdasarkan proses persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaterus. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam bentuk gangguan pembentukan darah. Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi :
- Mola karnosa : hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging
- Mola heberose : amnion berbenjol-benjol karena terjadi hemotoma antar amnion dan korion
- Fetus kompresus : janin mengalami mummifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng
- Fetus papireseus : kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas
- Blighted ovum : hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin hanya benda kecil yang tidak berbentuk
- Missed akortion : hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu
(Manuaba, 1998 :216)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes kehamilan positif bila janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibronogen darah pada missed abortion
I. KOMPLIKASI ABORTUS
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan perforasi, infeksi dan syok
1. Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. Penjaitan luka perforasi atau perlu histerektomi perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas mungkin mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi segera dilakukan untuk menentukan luasnya cidera untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi
3. Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemorogik) dan karena infeksi perut (syok endoseptik)
(Wiknjosastro, 2005 : 313)
J. PENATALAKSAAN
Pada pasien abortus imenens dilaksanakan dengan
a. Istirahat total di tempat tidur
- Meningkatkan aliran darah ke rahim
- Mengurangi rangsangan mekanis
b. Obat-obatan yang diberikan
- Penenang penobarbital 3x30 mgram, valium
- Anti pendarahan : Adona, Transamin
- Vitamin B komplek
- Hormonal : Progesteron
- Penguat plasenta : Gestanom, Dhupaston
- Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin
c. Evaluasi
- Pendarahan jumlah dan lamanya
- Tes kehamilan dapat diulangi
- Konsultasi pada dokter ahli atau penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi
(Manuaba, 1998 : 218)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2006 jam 08.00 WIB di Ruang VK yang berlanjut di Ruang BR RSU TIDAR Magelang secara autoanamnesa dan autoanamnesia
A. IDENTITAS IBU
a. Pasien
Nama : Ny. G
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Jln. Nuklir A3 RT.1/RW.10 Joyonegoro
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. J
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jln. Nuklir A3 RT.1/RW.10 Joyonegoro
B. RIWAYAT PERAWATAN ANTENATAL
1. G1, Po, Ao
2. Riwayat penggunaan kontrasepsi
- Jenis : -
- Kapan : -
- Tanggal terakhir pemakaian : -
- Keluhan : -
3. Riwayat Menstruasi
- Awal menstruasi : 13 tahun
- Siklus : 7 hari
- Keluhan : pasien disminore setiap haid
- Menstruasi terakhir : 5 Februari 2006
4. Riwayat Kehamilan
- Minggu ke : 13 lebih 5 hari
- Tes kehamilan : menggunakan alat tes sensitif hasil positif
- Urine : warna kuning pekat, bau khas
- Darah : kadang-kadang keluar dari vagina kira-kira 100cc
- Keluhan / masalah : pasien mengatakan badan terasa lemas
- Pemakaian obat-obatan
- Adakah kebiasaan :
- Merokok : tidak
- Minum alkohol : tidak
5. Riwayat kehamilan dulu
Pasien pertama kalinya hamil
6. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami masalah seperti ini, karena ini adalah kehamilan yang pertama. Tetapi pasien hanya mengalami disminore saat haid
7. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat abortus seperti yang dialami pasien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menurun dan menular dan tidak ada riwayat gemeli, kelainan dalam persalinan
8. Pengkajian pada fungsional menurut Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatn itu sangat penting dalam menjaga kesehatannya dan bila sakit pasien memeriksakan ke pelayanan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolis
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk-pauk dan terkadang buah-buahan. Dan minum air putih 7-8 gelas/hari terkadang minum susu.
Selama sakit : pasien tidak ada pantangan makan. Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk-pauk dan buah. Pasien habis ½ porsi. Pasien minum habis 4 gelas/hari
c. Eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning, tidak ada lendir maupun darah. Pasien BAK 5 kali sehari dengan warna kuning pekat, bau khas.
Selama sakit : pasien BAB 1 kali dalam 2 hari dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning, tidak ada lendir maupun darah. Pasien BAK 6 kali sehari, dengan warna kuning, bau khas
d. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti memasak, mencuci, mengambil air dikerjakan sendiri dan pasien sering lelah
Setelah sakit : pasien beristirhat total, aktifitas dibantu keluarga, semua aktifitas dilakukan ditempat tidur secara umum pasien dapat beristirahat walaupun saat nyeri datang pasien tidak dapat tidur
e. Pola persepsi dan kognitif
Selama kehamilan pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan 1 bulan sekali. Pasien belum paham benar dengan kehamilannya karena ini merupakan kehamilan pertama
f. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien tidur 7-8 jam tidur siang 2-3 jam tanpa gangguan lain
Selama sakit : pasien tidur 5 jam tapi sering terbangun karena rasa nyeri yang sering datang pada saat tidur
g. Pola persepsi dan konsepsi diri
Gambaran diri : pasien tampak merasa sedih dan lemas, penampilan kusut
Ideal diri : pasien aka menjadi ibu dari anak yang dikandungnya
Peran diri : pasien seorang ibu rumah tangga dan sebentar lagi mempunyai tanggung jawab menjadi seorang ibu
Harga diri : pasien senang dengan bayi yang dikandungnya
Identitas diri : pasien berkonsentrasi penuh dengan kandungannya
h. Pola peran dan hubungan
Pasien berperan sebagi seorang istri dan ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan para tetangga sangat baik.
i. Pola seksual dan reproduksi
Pasien menikah pada umur 25 tahun. Lama pernikahan 2 tahun dan sekarang pasien sedang hamil
j. Pola koping dan toleransi dengan stress
Pasien setiap ada masalah selalu mendiskusikan dengan keluarga dan pasien senang dengan kehamilannya tetapi pasien merasa cemas karena merupakan kehamilan pertama.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Islam. Sebelum sakit pasien selalu mengerjakan solat 5 waktu tetapi selam sakit pasien hanya mampu berdoa untuk kesembuhannya
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Penampilan : lemah
b. Kesadaran : composmetis
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
/menitb. Respiratorerate : 20
/ menitc. Nadi : 60
d. Suhu C: 37
3. Tinggi tubuh : 153 cm
Berat tubuh : 48 kg
4. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesoshefal
b. Rambut : Rambut hitam panjang, tak mudah rontok, tak ada ketombe, tak ada lezi
c. Mata : Pasien tidak menggunakan bantu penglihatan, konjugtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
d. Hidung : tidak ada pembesaran polip dan tidak ada pendarahan, bentuk simetris
e. Telinga : bentuk simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran
f. Mulut : tidak ada pendarahan gusi, mukosa bibir lembab
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar teroid
6. Dada
Paru-paru
- I : Simetris, tidak ada retraksi interkosta
- Pe : sonor
- Pa : Tidak ada nyeri tekan
- A : visikuler
Jantung
- I : Ictus Codis tak tampak
- Pe : pekak
- Pa : Ictus codis tidak teraba
- A : reguler
7. Abdomen
- I : Perut tampak membuncit sesuai kehamilan, tidak ada bekas operasi terdapat linia nigra
- A : Peristaltik usus 18 /menit
- Pe : Timpani
- Pa : Tak ada nyeri tekan, TFU 2 jari diatas simfisis
8. Genetalia : Kotor, terpasang pembalut, tak terpasang kateter
9. Anus : Tidak ada hemoroid
10. Ekstremitas
11. Superior : gerak terbatas, terpasang infus RL 20 kali per menit tidak ada oedem
Interior : gerak terbatas, tidak ada oedem
12. Kulit : warna kulit sawo matang, turgo kulit baik
D. DATA PENUNJANG
1. USG tanggal 7 Mei 2006 jam 20.00 WIB
Hasil :
- Janin tunggal, hidup, intra uteri
- Janin umur 13 minggu
Data laboratorium : 8 Mei 2006
- LHBC : 10,6 x 10 % /dl - MXD : 6,4 %
- RBC : 3,65 x 10 % /dl - NEUT : 67,9
- HGB : 10,8 g/dl - LXM : 2,7 x 103
- MCT : 32,5 % - NEUT :7,2 x 103
- MCV : 8 gr - RDW : 45,4 Fl
- MCH : 33,29 / dl - MPV : 9,8 Fl
- PLT : 195 x 103 - P-LCd : 25,4 %
- LXM : 25,7% - Albumen : 2,2 g/dl
2. Terapi tanggal 7 Mei 2006
- infus RL 20 tetes/menit
3. Terapi oral
- Mivedipin tablet 3 x 1 per oral
- Papaverin 3 x 1 per oral
- Amoxilin tablet 3 x 1 per oral
- Injeksi viliron 1 ampul
4. Terapi tgl 8 Mei 2006
- Asam mefenanet 3 x 1 per oral
- Duvadilan tablet 3 x 1 per oral
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data Dasar
Pengkajian perawatanmeliputi data tentang physiologic. Physiologi dan status sosial ekonomi. Perawatan seringkali membuat keputusan pada langkah pertama dan mempertimbangkan alternatif dan pilihan yang tepat.
1. Riwayat Obstetri
Tentang sejarah wanita dalam penggunaan kontrasepsi pertahun khususnya difokuskan pada menstruasi dan penggunaan obat-obatan
2. Riwayat Keluarga
Tentang kondisi pembedahan dalam penggunaan kontrasepsi di riwayat aborsi
3. Riwayat Psycologi
Dimana perawat mengkaji wanita dan pasangan untuk menggungkapkan proses terdeteksi hamil untuk meminimalkan resiko terjadinya komplikasi sehingga perawat memfokuskan pada pemecahan masalah. Dan intervensi untuk membantu pasien dan pemecahan masalah perlu perencanaan waktu lebih awal dantepat dalam proses membuat keputusan. Wanita menginginkan partner atau orang lain dalam pembuatan keputusan tersebut dan ini sangat penting khususnya tanda dari permasalahan sebagian masyrakat.
4. Riwayat Fisiologi
Sistem kekuatan dari ibu untuk mengungkapakan perasaannya. Karena arti ini sangat komplek dan mempunyai penilaian tentang reproduksi. Kehamilan dapat terjadi kecelakaan yang komplek dan dapat digunakan untuk mempengaruhi hubungan dengan orang yang penting dalam kehidupan
5. Seksualitas
Aktifitas seksual dan kapasitas reproduksi
(Reede, 1997 : 305)
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan pola fungsional Gordoon kerana pada pola tersebut terbentuk dari hubungan antara pasien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan atau komunikasi. Pola-pola tersebut meliputi :
1. Persepsi kesehatan pada manjemen kesehatan mengabarkan pola pemahaman dan bagaimana kesehatan meraka diatur.
2. Pola metabolik-nutrisi, menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhab metabolik dan suplai gizi, meliputi pola konsumsi makanan dan cairan keadaan kulit rambuty, kuku dan membran mukosa, suhu tubuh tinggi dan berta badan.
3. Pola eleminasi, menggambarkan pola fungsi eksresi (usus besar, kandung kemih dan kulit) termasuk pola individu sehari-hari. Perubahan atau gangguan dan metode yang di gunakan untuk mengendalikan eksresi.
4. Pola aktifitas olah raga, menggambarkan aktifitas mengisi waktu senggang dan rekreasi, termasuk aktifitas kehidupan sehari-hari. Tipe dan kualitas olahraga dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktifitas seperti otot, syaraf, respirasi dan sirkulasi.
5. Pola tidur istirahat, menggambarkan dan relaksasi setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6. Pola persepsi kognitif, menggambarkan pola persepsi sonsorik dan kognitif. Meliputi kekuatan bentuk sensor (penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan dan penghirupan). Pelaporan mengenai persepsi sensori dan kemampuan fungsi kognitif.
7. Pola persepsi diri – konsep diri, menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri kemampuan mereka, gambaran diri dan perasaan.
8. Pola hubungan peran, menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan meliputi, persepsi terhadap peran utama dan tanggung jawab dalam sehari kehidupan saat ini
9. Pola reproduksi seksualitas, menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas termasuk satatus reproduksi wanita
10. Pola koping-toleransi- stress, menggambarkan pola koping umum dan kefektifitasan ketrampilan koping dalam metode rasa stress
11. Pola nilai kepercayaan , meggambarkan pola nilai ajaran atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang menggambarkan pilihan dan keputusan gaya hidup
(Potter, 1996 : 10)
B. Pengkajian Fisik
1. Riwayat menstruasi dan periode terakhir menstruasi menggunakan kontrasepsi.
2. Membantu pemeriksaan fisik, mengumpulkan data spesimen tes kehamilan untuk menentukan lamanya hamil secara fisiologi dan metode kontrasepsi untuk mengetahui mengenai alternatif abortus.
3. Kehamilan dan riwayat kesehatan untuk mengidentifikasi khususnya kebutuhan dan resiko.
4. Keadaan di sekeliling yang tidak diperlukan dalam konsepsi
5. Tingkatan dari pertentangan tentang abortus
6. Hubungan keterlibatan dalam keluarga orang tua dan memberi dukungan
7. Krisis dari presentasi yang lebih lanjut yang membutuhkan psikologi konseling
(Reeder, 1997 :308)
III. Fokus Intervensi
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesesuian pilihan prosedur normalnya emosi perwatan diri
Intervensi :
- Menasehati panjang waktu selama hamil
- Memberikan indikasi dari kehamilan
- Mendiskusikan tipe dari prosedur abortus
- Memberitahu komplikasi dari kehamilan
- Memberitahu resiko dari kehamilan
2. Pengeluaran pendarahan berhubungan dengan tanda dan gejala dari komplikasi resumsi aktifitas sosial, kontrasepsi, seksual, sumber komunitas perawatan saat pemeriksaan
Intervensi
- Memberi nasehat komplikasi
- Memberi penjelasan tentang pencegahan dari abortus
- Menjelaskan rangkaian untuk mengurangi aktifitas seksualitas
- Memberi penjelasan perawatan pada saat pemeriksaan
3. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur abortus
Intervensi
- Memberi nasehat komplikasi setelah abortus
- Mengakaji pilihan alternatif dari abortus
- Membantu meminimalkan trauma jaringan pada resiko infeksi
- Menjaga klien dan memberi dukungan dan klasifikasikan selama prosedur abortus
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
Intervensi
- Membantu memperkecil trauma jaringan dan resiko infeksi
- Memberi perawatan selama kehamilan
- Memberi pencegahan tidak terjadi abortus
5. Koping individu tidak efektif terhadap depresi berhubungan dengan respon emosional
Intervensi
- Anjurkan konseling psikologi jika diindikasikan
- Mendiskusikan kunjungan kontrasepsi lanjut dan reaksi emosional
- Memberi dukungan atau motivasi kepada klien
- Menyediakan kesempatan untuk respon ekspresi emosional konflik
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehamilan
Intervensi
- Memberi dukungan atau motivasi kepada klien
- Menganjurkan pasien untuk penyerahan psikologi
- Memberi pemecahan konflik permasalahan
- Memberi perwujudan stress dan menaikkan resolusi
7. Gangguan proses keluarga berhuhubungan dengan efek abortus yang adad hubungan (ketidak adanya persetujuan, status kawin, dan konflik pribadi) masalah identitas orang dewasa.
Intervensi
- Anjurkan konseling psikologi seksual jika diindikasikan
- Memberi motivasi pada pasien
(Reeder, 1997 : 308)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada nyonya G dengan abortus imminens di ruang BR RSU. Tidar Magelang. Disini penulis akan menguraikan tentang bagaimana masalah keperawatan tersebut. Dan apa akibat yang terjadi bila masalah tersebut tidak teratasi. Dan rasional tindakan yang dilakukan dan bagaimana hasil evaluasi yang dicapai setalah implementasi. Disini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan lapangan. Adapun diagnosa yang muncul pada abortus menurut (Reeder , 1997 :308) yaitu
a. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kesesuaian pilihan prosedur normalnya emosi perawatan diri
b. Pengeluaran pendarahan berhubungan dengan tanda dan gejala dari komplikasi resumsi dari aktifitas seksual kontrasepsi, seksualitas, sumber komunitas perawatan pada saat pemeriksaan
c. Gagngguan nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur abortus
d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
e. Koping individu tidak efektif terhadap depresi berhubungan dengan respon emosional
f. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehamilan
g. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan proses abortus yang ada hubungannya (tidak adanya persetujuan status kawin dan konflik pribadi). Masalah identitas orang dewasa.
Disini penulis menemukan diagnosa yang muncul pada Ny.G yaitu :
a. Intoleran aktifitas berhubungan denganpencegahan abortus lebih lanjut
b. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada kematian janin.
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kehamilan
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan pencegahan abortus lebih lanjut.
Yang dimaksud intoleransi aktifitas adalah penurunan dalam kapasitas fisiologis seseorang untuk melakukan aktiftas sampai tingkat yang diinginkan atau yang di butuhkan (Carpenito, 2000 : 2). Intoleransi aktifitas ini muncul dari data mayor selama aktifitas, kelemahan, pusing, dispniea, 3 menit setelah aktifitas pusing, depsniea keletihan akibat aktifitas, frekuensi pernafasan lebih dari 24 dan frekuensi nadi lebih dari 25. Dan dari data minor : pucat atau sianosis, kontusi dan vertigo ( Carpenito, 2000 : 2).
Penulis memprioritaskan masalah ini pertama sesuai dengan kebutuhan fisiologis menurut Abraham Maslow (Effendy, 1998 : 3).Dengan hasil yang diharapkan pasien melaporkan peningkatan intoleran aktifitas (termasuk aktifitas sehari-hari)dengan kriteria waktu 2 x 24 jam.
Adapun rencana yang dibuat adalah ukur tanda vital pasien rasionalisasinya untuk menujukan kecenderungan menentukan respon pasien terhadap aktifitas. Anjurkan pasien untuk mengikuti aktifitas dengan istirahat yang cukup rasionalisasinya untuk menghemat energi dan menghindari pengerahan tenaga terus menerus (Dongoes, 2001 : 123). Anjurkan keluarga membantu aktifitas pasien rasionalnya hal ini untuk mencegah terjadinya kelemahan. Anjurkan pasien istirahat dan penggunaan posisi miring kiri rasionalnya untuk menurunkn iritabilitas uterus (Dongoes,2001:126)Anjurkan nuntuk bedrest total rasionalnya untuk mengurangi aktifitas dan stress sehingga dapat membantu menurunkan ketegangan mengurangi kontraksi uterus.
Evaluasi yang didapatkan jam 11.00 pada hari ke 2 tanggal 8 Mei 2006 yaitu pasien sudah tidak cemas lagi ,darah sudah tidak keluar, masalah teratasi dan pertahankan intervensi.
Faktor pendukung dalam implementasi yang dilakukan penulis yaitu pasien mengikuti tindakan yang dilakukan oleh penulis sedangkan faktor penghambatnya pasien lebih aktif dalam melakukan aktifitas dan kadang tidak memikirkan akibatnya.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada kematian janin.
Yang dimaksud ansietas adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktifitas sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas non spesifik (Carpenito, 2000 : 9) ini bisa dibuktikan dengan peningkatan tegangan ketakutan. Perasaan tidak adekuat, keluhan-keluhan somatik (Doengoes,2006:121)
Data mayor dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari katagori fisiologis emosional dan kognitif.gejala-gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas. Fisiologi sendiri meliputi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah peningkatan frekuensi pernapasan, diaforesis, insomnia keletihan dan kelemahan mulut kering, gelisah, gemetar, bedebar-debar sering berkemih, diare, emosional meliputi ketakutan ketidak berdayaan gugup dan kurang percaya diri sedangkan kognitif tidak dapat konsentrasi kurang kesadarn tentang sekitar.(Carpenito, 2000 : 9).
Masalah keperawatan ini diprioritaskan kedua sesuai Abraham Maslow yaitu kebutuhan keamanan dan keselamatan (Effendy, 1998 : 4) dengan waktu 2 x 24 jam dengan hasil yang diharapkan pasien tidak cemas.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan oleh penulis antara lain perhatikan tingkat ansietas dan derajat pengaruh terhadap kemampuan untuk berfungsi membuat keputusan rasionalnya stres yang tidak diatasi dengan mempengaruhi tugas tugas kehamilan, anjurkan pasien untuk menghindari mengakat berat rasionalnya aktifitasnya yang ditoleran sebelumnya mungkin tidak dapat di indikasikan untuk untuk wanita berisiko,anjurkan pasien untuk memodifikasi atau menghilangkan segala jenis aktifitas seksual rasionalnya karena aktifitas seksual termasuk orgasme dan stimulasi payudara.mampu meningkatan kepekaan uterus karena pelepasan oksitosin.tekankan pentingnya aktifitas hiburan yang tenag rasionalnya mencegah kebosanan dan meningkatkan kerja sama dengan pembatasan aktifitas ,anjurkan pasien untuk tirah baring rasionalnya aktifitas mungkin perlu modifikasi tergantung pada gejala-gejala aktifitas uterus perubahan serviks, kolaborasi tim medis.(Doengoes, 2000 : 121)
Evaluasi yang didapatkan pada tanggal 8 Mei 2006 pada hari ke 2 yaitu pasien mengatakan sudah bisa beraktifitas dan aktifitas pasien bisa dilakukan sendiri. TD 120/80 mmHg. Masalah teratasi dan pertahankan intervensi.
Faktor pendukung pada implementasi yang dilakukan penulis yaitu pasien mengikuti tindakan yang dilakukan oleh penulis sedangkan faktor penghambatnya pasien lebih aktif dan mengerti dengan cara dipraktekan daripada dengan bahasa
Pembenaran :
Penulis mendapatkan data tentang pasien yang dibantu oleh keluarga dan perawat, misalnya mandi dibantu oleh perawat dan keluarga.
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kehamilan
Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seorang individu atau kelompok mengalami difisiensi pengetahuan kognitif atau ketrampilan psikomotor berkenaan dengan kondisi rencana pengobatan (Carpenito, 2000 : 223) karena kurangnya pemajaan pada dan atau kesalahan interprestasi tentang informasi tidak mengenal resiko individu atau peran sendiri pada pencegahan atau pelaksanaan resiko.(Dongoes, 2000 : 431)
Data mayor yang mendukung mengungkapkan pengetahuan atau penampilan dan permintaan informasi mengekspresikan suatu ketidak akuratan persepsi status kesehatan,melakukan dengan tidak tepat perilaku kesehatan yang dianjurkan atau yang diinginkan dan data minor ditemukan kurang integrasi tentang rencana pengobatan kedalam aktifitas sehari-hari,memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologi (misalnya ansietas, depresi) mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi.
Masalah keperawatan yang dilakukan ini diprioritaskan terakhir sesuai Abraham Maslow yaitu kebutuhan dasar aktualisasi diri (Effendy, 1998 : 4) dengan waktu yang diperlukan 20 menit dengan hasil yang diharapkan pasien dapat mengerti tentang kehamilanya.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan oleh penulis antara lain:kaji pengetahuan pasien rasionalnya untuk mengetahui tingkat pendidikanya .beri informasi tentang kehamilanya rasionalnya meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada proses penyakit, (Dongoes, 2001 : 119). Bantu pasien untuk mengidentifikasi teknik perawatan diri untuk individu rasioanalnya meningkatkan kepercayaan diri dalam perawatan diri (Dongoes,2001:119).anjurkan pasien untuk meporkan tentang perubahan kehamilan rasionalnya dapat mewujudkan perubahan kehamilanya yang dapat mencetuskan abortus. (Dongoes, 2001 : 120)
Hasil yang diperoleh pada jam 11.00 pada tanggal 9 Mei 2006 adalah pasien sudah memahami tentang kehamilanya,dan masalah teratasi dan pertahankan intervensi.
Dalam melakukan implementasi penulis mempunyai faktor pendukung dan penghambatnya.faktor pendukung:pasien kooperatif dalam tindakan yang dilakukan penulis dan penghambatnya :pasien tidak begitu mengerti jika penyuluhan lebih baik diberi contoh secara langsung
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny.G dengan abortus imminens diruang BR RSU. Tidar Magelang. Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. G dengan abortus imminens di ruang BR RSU Tidar Magelang, penulis menggunakan pola pengkajian menurut Gordon dimana pola tersebut dari hubungan antara pasien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan atau komunikasi (Patricia dan Potter, 1996 :10). Penulis menggunakan pola Gordon karena pola ini sesuai dengan pasien yang penulis dengan tujuan memandikan pasien
Diagnosa keperawatan yang ditemukan oleh penulis pada NY.G yaitu intoleran aktivitas berhubungan dengan pencegahan abortus lebih lanjut. Ansietas b/d krisis situasi ancaman pada kematian janin dan kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kehamilan dari diagnosa keperawatan. Yang penulis temukan pada Ny.G dilakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut dan setelah dilakukan tindakan keperawatan. Semua masalah keperawatan yang diambil oleh penulis pada NY. G dapat teratasi
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dalam melakukan tindakan perlu diperhatikan kesetirilan dalam melakukan setiap prosedur tindakan dalam keperawatan.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan mampu melakukan perawatan di rumah secara mendiri dengan menggunakn prosedur yang telah digunakan perawat
.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Chalik, TMA (1997), Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi, Widya Medika, Jakarta
Doengoes, E. Marylin (2001), Rencana Perawatan Maternal Bayi, EGC, Jakarta.
Effendi, Nasrul, (2000), Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde (1998), Pengkajian Kesehatan, EGC, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Aneka Cipta, Jakarta
Potter, Patricia. A, (1996), Pengkajian Keperawatan, EGC, Jakarta.
Reeder, Sharonj (1997), Maternity Nursing, for Library of Congress, Philadelpia
Sastrowinata, Sulaiamn (2004), OBSTETRI PATOLOGI, EGC, Jakarta.
Surjadi, Charles (2000), Kesehatan Reproduksi jaringan epidemilogi nasioanal, Jakarta
Taher, Ben-Zion (1994), Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta
Winjosastro, Hanifa (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Aneka Cipta, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar