MALAM pertama --sungguh-sungguh malam pertama-- adalah waktu yang amat menegangkan
bagi pasangan pengantin. Bagi wanita, ketegangan itu malah bisa dua kali lipat.
Tentu, masalahnya soal seks. Berikut kiat menghadapinya. Banyak curahan pengalaman malam pertama berisi kisah yang lucu, memalukan, sampai menjengkelkan. Tapi, sesungguhnya hal itu wajar, mengingat malam pertama adalah malam di saat seorang lelaki dan perempuan melepaskan rasa malunya, pasrah berserah-serah. Nah, ketika hasrat memuncak, kontrol diri yang masih lemah, "kesalahan-kesalahan" kecil acap menjadi begitu menyiksa. Mungkin ketergesaan, kekasaran, daya tahan, juga rasa sungkan.
Elizabeth Lloyd, penulis buku 52 Saturday Nights, mengatakan banyak kasus yang terjadi, dan menggagalkan kenikmatan berolahasmara, semata karena kesalahan kecil. Berikut beberapa sarannya: Bau Badan. Ingat, sebelum memasuki malam pertama, Anda dan suami seharian bergerak, melayani tamu, berulangkali berganti busana, berkeringat dan lelah. Nah, untuk tak menghambat percintaan dan gairah Anda, berusahalah mandi lagi sebelum naik ranjang, terutama untuk suami Anda.
Keringat lelaki memang lebih berwarna daripada wanita. Pakailah parfum untuk mejaga hal yang tak diinginkan. Berolahasmara di malam pertama, belum mulai saja sudah berkeringat, apalagi saat memasuki hal inti. Karena itu, jangan sampai gairah Anda padam, karena saat menciumi tubuhnya, hidung Anda menangkap aroma tak sedap di sekitar ketiaknya. Bau Mulut. Ini acap terjadi. Coba bayangkan, apa yang akan Anda lakukan, ketika sedang inginnya mengisap bibir pasangan Anda, mencium dan mengambil napasnya, malah udara tak segar yang terhirup. Tentu gairah Anda akan hilang, kan? Karena itu, hindarilah kemungkinan ini dengan mempersiapkan diri untuk mengantisipasinya. Solusinya adalah dengan selalu menyediakan permen rasa mint di sebelah ranjang. Jadi, ketika ia mulai melancarkan rayuan dan Anda tak mau kehilangan gairah karena bau mulutnya itu, maka pura-puralah seolah Anda tak percaya diri dan memerlukan permen itu. Jika ia melihat Anda makan permen, pasti ia akan mengerti maksud Anda dan ikutan makan permen pula.
Sadarkan dia dengan cara halus bila bau mulutnya sudah tak tertahankan lagi, misalnya dengan mengatakan "Sering juga sih, saya mencium bau bawang putih di napas kamu setiap habis makan. Saya juga begitu mungkin, ya?" kata-kata seperti ini seharusnya cukup membuatnya mengerti. Kalau dia tak mengerti juga? Katakan, "Napas kamu kok bau sekali, sih?!" hahhaa... Jangan, ini canda. Katakan padanya, kalau Anda akan lebih menikmati percintaan itu juga dapat saling "bertukar permen" dari mulut masing-masing. Jika dia nggak mengerti maksud Anda, tapi mau melakukannya (ingat, pasti ajakan ini amat menambah gairah, kan?), masalah bau mulut pun akan kelar. Gampangkan? Tergesa-gesa. Ini "penyakit" paling umum. Inginnya cepat, langsung ke acara inti. Maklum, "makanan" baru, halal lagi! Tapi, ingat, jangan sampai malah Anda yang tergesa-gesa, dan paling bergairah. Habislah! Jika dia terlalu bernafsu, biasanya memang begitu, mintalah sedikit sabar.
Jangan main robek atau tarik sekenanya, atau gigit, hisap, kulum serakusnya. Minta dia untuk tenang. "Seks dengan tenang itu lebih nikmat," katakan itu padanya. Tentu dengan kalimat yang lebih indah lagi, bukan sembarangan, malah nanti kesannya Anda sudah pengalaman. Malah bahaya! "Jika Mas terlalu terbu-buru, malah terlalu cepat "sampainya". Rugi kan?" Nah, kalimat ini bisa Anda pakai. Dijamin dia akan mengerti, dan mau "bermain" dengan memulai di wilayah yang kecil-kecil dulu, bertahab, mengombak, baru ke acara inti. Ketergesaan, kadang malah membuat bencana. Menimbulkan ketaksalingpengertian, juga "kerjasama" nikmat itu bisa tak tercapai. Terlalu tergesa-gesa, juga akan menyakitkan. Misalnya Anda belum begitu terangsang, dan suami ingin "tembak langsung" malah tak akan maksimal. Hasilnya, bisa mengecewakan. Nah, itu tips awal. Tips selanjutnya, yang kian "mendebarkan", Anda tunggu saja, ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar