kumpulan makalanh, artikel dalam berbagi kesehatan.blogspot

Jumat, 04 Juni 2010

DISMENOREA

DISMENOREA



I. Pengertian
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid dan seringkali disertai mual, maka istilah dismenorea dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa wanita untuk istirahat, meninggalkan pekerjaannya atau cara hidupnya sehari- hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Dismenorea dibagi atas primer dan sekunder. Dismenore sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti salpingitis, endometritis dll. Sedangkan dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat genital yang nyata. Dismenore ini terjadi beberapa waktu setelah menarce oleh karena siklus haid pada bulan- bulan pertama bersifat anovolatoar. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit, terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke pinggang dan paha, dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, iritabilitas, dll.



a. Nyeri haid primer
Nyeri haid yang timbul sejak haid hari pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, dengan lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah atau melahirkan.
Nyeri haid primer ini adalah sesuatu hal yang normal, namun dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, kondisi tubuh yang menurun, atau pengaruh hormon prostaglandine. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan.
b. Nyeri haid sekunder
Nyeri haid ini biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit yang datang kemudian. Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, atau bisa karena kelainan kedudukan rahim yang menetap.
Ada juga yang disebut dengan endometriosis, yaitu kelainan letak lapisan dinding rahim yang menyebar keluar rahim, sehingga apabila menjelang menstruasi, pada saat lapisan dinding rahim menebal, akan dirasakan sakit yang luar biasa. Selain itu, endometriosis ini juga bisa mengganggu kesuburan.
Hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan seorang wanita perlu berkonsultasi ke dokter terkait dengan nyeri haid yang dialaminya.
1. Timbul rasa nyeri hebat, apalagi kalau rasa nyeri tersebut semakin lama semakin hebat.
2. Jika darah menstruasi yang keluar sangat berlebihan, dan dalam jangka waktu yang lama.
3. Muncul noktah darah (spotting) antara dua daur menstruasi atau warna darah tidak seperti biasanya, misalnya lebih kecoklatan atau malah merah segar.
Jika muncul salah satu atau lebih dari tanda-tanda diatas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Sebenarnya nyeri yang dirasakan saat haid, tidak hanya terjadi pada perut bagian bawah saja. Beberapa remaja perempuan bahkan merasakannya pada punggung bagian bawah, pinggang, panggul otot paha atas, hingga betis.Rasa yang tidak nyaman ini disebabkan karena kontraksi otot perut yang sangat intens saat mengeluarkan darah haid. Kontraksi yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot menegang. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada otot perut, tetapi juga otot-otot penunjang otot perut yang terdapat di bagian; punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis.
II. Etiologi
Belum jelas, beberapa faktor yang berperan adalah :
a. Kejiwaan
b. Faktor konstitusi seperti anemia, penyakit menahun
c. Obstruksi kanalis servikalis
d. Faktor endokrin
e. Prostaglandin F2
Penjelasan ini diberikan oleh Clitheroe dan Pickles dimana pada endometrium fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot polos, jika prostaglandin ini dilepaskan ke darah dapat terjadi juga diare, muntah, flushing.
f. Faktor alergi








III. Penanganan
a. Penerangan dan nasehat. Dijelaskan bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Diberikan penjelasan dan diskusi tentang cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Makanan sehat, istirahat yang cukup serta olah raga mungkin berguna, kadang- kadang diperlukan psikoterapi.
b. Pemberiananalgetik
Sebagai terapi simptomatik, jika nyeri berat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah.
c. Terapihormonal.
Tujuannya adalah menekan ovulasi, bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan ini bersifat primer.
d. Terapi dengan nonsteroid antiprostaglandin
e. Dilatasi kanalis servikalis


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi: kontrasepsi dapat menganggu siklis menstruasi
b. Riwayat seksual: tanda pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual
c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan
d. Riwayat menstruasi: menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak atau sedikit.
e. Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor
f. Persepsi wanita tentang budaya dan etnik
g. Gaya hidup: aktivitas yang berlebihan menyebabkan amenorea hipoganadotropi
h. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi
i. Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas, kualitas, pola, gejala penyerta, serta koping terhadap nyeri
j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada kekuatan, merasa tidak berguna.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi.
- DS : klien mengeluh nyeri di daerah punggung, dareah simpisis, paha, kepala,nyeri tekan pada payudara, pusing.
- DO : keringat banyak, klien memegang daerah yang sakit, menangis.

b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.
- DS : klien dan keluarga mengatakan belum pernah mendengar tentang gangguan menstruasi.
- DO : klien dan keluarga sering bertanya, tidak menggunakan tehnik mengurangi nyeri, tidak bisa menjelaskan tentang gangguan yang dialaminya.
c. Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.
- DS : klien mengatakan malu, tidak berguna, merasa bersalah, merasa tidak ada kekuatan.
- DO : klien tidak mengurus diri, penampilan tidak diperhatikan, sering membicarakan penyakitnya, tampak putus asa.

4. PERENCANAAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi.
- Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.
- Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
- Intervensi
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.
- Rasional : Untuk mendapatkan indicator nyeri.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.
- Rasional : Untuk mendapatkan sumber nyeri.

c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
- Rasional : Nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.
- Rasional : Ketidak percayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.
e. Jelaskan penyebab nyeri klien.
- Rasional : Dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
- Rasional : Memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
g. Lakukan kompres/mandi air panas.
- Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi.
h. Berikan pujian untuk kesabaran klien.
- Rasional : Meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.
i. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol.
- Raional : Analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.





5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

6. EVALUASI
Evaluasi berdasarkan criteria yang sudah disebutkan pada masing-masing diagnosa keperawatan dan merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Tidak ada komentar: